GoodNewsSurabaya.ID – Berakhirnya PSBB tahap 3 wilayah Surabaya Raya membuat masyarakat Surabaya, Gresik, Sidoarjo mulai beraktifitas sedia kala, walau harus terus menerapkan protocol pencegahan Covid-19 dengan selalu pakai masker, jaga jarak social dan sering cuci tangan. Tapi ada pula yang melanggar itu semua.
Ekonomi masyarakat mulai mengeliat menuju era “New Normal”. Jalanan mulai kembali macet. Pasar, toko dan warkop kembali rame. Seperti halnya di Cafe At Taqwa Bangunsari, Surabaya. Café atau warkop yang berada tepat di depan masjid At Taqwa ini kembali rame. Artinya, jika café atau warkop At Taqwa rame otomatis warga mulai aktif sholat berjamaah di masjid. Sebab, mayoritas pengunjung café At Taqwa adalah para jamaah masjid At Taqwa.
Ach. Zainul Arifin, sekretaris masjid At Taqwa Bangunsari, menjelaskan bahwa awal didirikannya cafe At Taqwa adalah untuk mengembangkan amal usaha ekonomi masjid sekaligus untuk mengawasi kendaraan bermotor para jama’ah pada waktu sholat berjamaah selama 5 waktu.
“Saat itu lingkungan wilayah Bangunsari tingkat kerawanan pencurian motor yang cukup tinggi membuat kami para pengurus takmir berinisiatif membuat Cafe. Dimana selain meningkatkan inkam masjid, juga sebagai pengawas atau penjaga kendaraan bermotor milik warga atau pendatang yang sholat berjamaah 5 waktu di sini, mulai shubuh sampai dengan waktu Isya’,” terang Zainul Arifin yang juga pengurus Pimpinan Cabang Muhammadiyah (PCM) Krembangan.
Lanjut Zainul Arifin, dengan adanya cafe At Taqwa diharapkan para jama’ah bisa khusyuk dan tenang saat beribadah sholat berjama’ah. Tanpa kuatir motor, mobil, sepedanya karena ada yang mengawasi. Lebih dari itu, jika jama’ah usai sholat ingin mengobrol sambil nyemil makan ringan dan minum bisa dilakukan di café At Taqwa.
Istimewanya lagi, Cafe At Taqwa depan Masjid At Taqwa Bangunsari berlaku slogan “Makan dan Minum sepuasnya bayar seikhlasnya“. Jadi para pengunjung boleh mengambil makan dan minuman berbaga varian dengan membayar berapa pun nominal uangnya, yang penting ikhlas.
Namun seringkali pengunjung malah membayar lebih, aku Zainul Arifin, kebanyakan pengunjung cafe At Taqwa saat membayar tidak mau menerima uang kembalian, malah ingin uang itu diinfaqkan.
“Modal awal Cafe ini berasal dari donatur masjid At Taqwa Bangunsari. Sedangkan makanan yang dijual, seperti; nasi bungkus, kerupuk, gorengan, dll. Semua buatan jama’ah dan warga di sekitar masjid sehingga harapannya bisa mengangkat perekonomian warga sekitar,” terang Zainul Arifin.
Ada kisah menarik yang dialami salah satu pengunjung cafe At Taqwa, Bintang Ramadhan, pada suatu waktu dia sudah minum dan ambil makanan yang lumayan banyak di café At Taqwa, ternyata dompetnya ketinggalan, kalau dikalkulasi harusnya dia bayar sekitar 20 ribu rupiah.
“Saat mau bayar, saya menyebutkan makanan dan minuman yang sudah saya konsumsi. Sambil merogoh saku, ternyata dompet saya ketinggal. Namun penjaganya tetap senyum sambil bertanya apa saya ada uang selain dari dompet. Alhamdullah, ternyata ada uang 5.000. Dengan lega hati saya cukup membayar 5.000 saja,” tutur Bintang menceritakan pengalaman manisnya di café At Taqwa.
Bagi pembaca yang lewat atau berkunjung sekitar jalan raya Demak Suabaya, silahkan mampir sholat di masjid At Taqwa lalu makan minum di cafe At Taqwa, “Makan Sepuasnya, Bayar Seiklasnya”. Terletak di alun-alun Bangunsari selatan kelurahan dupak kecamatan Krembangan, Surabaya. (*)
Discussion about this post